Kunjungan Lapangan Gabungan Komisi B dan C terkait pembangunan dan Penempatan Para Pedagang di Pasar Besar Among Tani
{mediademokrasi.com} Kota Batu|Gabungan Komisi B dan Komisi C DPRD kota Batu laksanakan kunjungan lapangan terkait pembangunan dan Penempatan Para Pedagang di Pasar Besar Among Tani
yang berada di jalan Dwi Sartika kecamatan Batu kota Batu. Senin ( 22/5/2023 ) pagi
Pada kunjungan lapangan ini dihadiri langsung oleh ketua Komisi B DPRD kota Batu H Hari Danah Wahyono beserta seluruh pengurus dan anggota, ketua Komisi C DPRD kota Batu H Khamim Tohari S.Sos beserta seluruh pengurus dan anggota, Balai prasarana pemukiman wilayah ( BPPW ) Jawa Timur kepala Diskoperindag Kota Batu Drs Eko Suhartono, Perwakilan Dinas Perumahan kota Batu, Bank Jatim
Ketua Komisi C DPRD kota Batu H Khamim Tohari usai melaksanakan kunjungan lapangan di pasar besar Among Tani menjelaskan bahwa
pada hari ini komisi B dan Komisi C DPRD kota Batu laksanakan kunjungan lapangan terkait pembangunan dan Penempatan Para Pedagang di Pasar Besar Among Tani.
” Dari komisi C akan melihat , bagaimana finishing pembangunan pasar besar Among Tani kota Batu, karena komisi C yang menangani masalah pembangunannya.
Komisi C juga akan melihat apakah pada bulan 6 ini sudah bisa digunakan para pedagang, kelayakannya “, jelasnya.
Kamim Tohari juga berharap Diskumdag harus dapat menangani pengelolaan pasar besar Among Tani dengan baik
” Baik pengelolaan kebersihannya, pengelolan parkir dan penataan pedagang jangan sampai ruwet, harus mengutamakan keadilan bagi para pedagang dan jangan sampai terjadi jual beli kios “, harapnya.
Disampaikan pula oleh Ketua Komisi B DPRD kota Batu H Hari Danah Wahyono bahwa pada kunjungan lapangan ini Dari komisi B menanyakan bagaimana nanti penempatan para pedagang yang direlokasi dari pasar relokasi ke pasar besar Among Tani yang akan ditempati, bagaimana mekanismenya, bagaimana pengudiannya , bagaimana pengaturannya.
” Saya harapkan nanti dari Diskoperindag selaku leading sektor untuk pelaksanaan pemindahan para pedagang harus betul-betul menjelaskan kepada kami secara detail rinci. Jangat sampai nanti dalam pelaksanaan dari relokasi ke pasar yang akan ditempati terjadi permasalahan-permasalahan yang tidak kita inginkan.
Kami inginnya kota Batu dalam kondusif, aman , tertib dan tidak ada kendal-kendala yang kita harapkan.
Maka dari itu , perlu komunikasi antara dinas terkait , pemerintah dan masyarakat pedagang dan DPRD kota Batu dan bisa duduk barsama untuk mencarikan solusi dan untuk mencarikan bagaimana pemindahan dari relokasi ke pasar yang akan kita tempati dengan aman.
Selain itu, kami juga menanyakan kesiapan – kesiapan dengan rencana peresmian yang akan diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, nanti akan kita persiapkan dengan matang supaya pemerintah kota Batu khususnya untuk penempatan pasar yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo bisa berjalan dengan lancar dan baik ” harapnya.
Rencananya para pedagang mulai pindah dari pasar relokasi ke pasar besar Among Tani dimulai bulan Juni 2023.
” Di bulan 6 ini , rencananya para pedagang harus mulai pindah dari pasar relokasi ke pasar besar Among Tani, namun tidak bersamaan, pemindahan dilakukan secara berzona “, jelasnya.
Dari informasi bahwa untuk parkir sudah siap, untuk para pedagang kaki lima untuk pasar pagi sudah siap, untuk berdagang kuliner yang saat ini ada didepannya Dispora sampai yang ujung itu juga sudah siap ditempatkan di tempat di pasar besar juga tempatnya juga rombongnya juga meja-mejanya sudah semua siap jadi tinggal nempati saja, pedagang hanya menganti rombong “, jelasnya.
Untuk plot penempatan para pedagang sudah siap, zonanya juga sudah siap
” Nanti untuk mekanisme pengundiannya atau penempatannya yang masih kita bicarakan supaya tidak terjadi ricuh.
Pasar ini, pasar tradisional namun modern karena disediakan fasilitas-fasilitas yang memadai, contohnya ada tangga-tangga eksalator dan ada yang khusus divabel , kamar mandi dan kamar kecilnya sudah seperti hotel “, urainya.
Hari juga menyampaikan bahwa kalau yang mengelola pasar ini adalah UPTD dirasakan kurang baik mangkanya nanti akan dicari pengontrak pihak ketiga atau BUMD yang mau menangani masalah ini biar profesional.
” Jadi untuk penanganan keamanan ada sendiri, kebersihan ada sendiri, osorsing ada sendiri, dan akhirnya bisa terkoordinir dan tidak seperti yang kemarin-kemarin semuanya ditangani UPTD dari salah satu ada yang terbengkalai, dan jangan sampai hal itu terjadi.
Karena nanti butuh pengamanan, butuh bagaimana parkir itu dikelola dengan baik, butuh bagaimana penataan pedagang ini dengan baik, terus pedagang batu pada pada aturan perundang-undangan harus membayar restribusi seperti yang kemarin sampai ada pedagang menempati sampai puluhan tahun ‘nggak mau bayar, hal seperti ini akan ditertibkan dan ada sanksi, karena Perda ini kami sudah rencana kami godok untuk bisa mengatur bagaimana pasar ini bisa berjalan dengan baik, kalau sudah mulai perda nanti pedagang yang moko-mokongnya enggak mau bayar distribusi ya kita keluarkan dari pasar. tapi saat ini perda terssbut belum selesai.
Harapan kami dari komisi B karena kami menangani keuangan juga perpajakan mengenai pendapatan asli daerah maka harapan kami dengan pasar ini makanya perda ini kita kebut nanti kita ajarkan dan para pedagang tertih membayar restribusi, parkir berjalan dengan lancar kalau bisa dengan pakai e-parkir itu akan menambah pendapatan asli daerah ( PAD ) kota Batu, itu memang tujuan utama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah ( PAD ).
Kepala Diskoperindag Drs Eko Suhartono menyampaikan bahwa pembangunan pasar besar Among Tani 100 persen sudah selesai pembangunannya.
” Artinya sekarang ini dalam proses PHO dari pelaksanaan ke PPK dari situlah kalau sudah selesai untuk pengelola diserahkan kepada pemerintah daerah makanya nanti akan ada berita acara sementara pengelolaan pasar ini yang notabene nanti akan diserahkan kepada pimpinan yang akan disesuaikan dengan jadwalnya.
Sehingga kalau sudah diserahkan kepada daerah berarti beroperasional sesuai dengan fungsi.
” Kita masih menata regulasi dalam arti konversi itu butuh penyesuaian oleh karena itu kita menata regulasi bagaimana pengelolaan pasar.
Tadi juga sudah disampaikan oleh dewan dan mempertanyakan bagaimana tentang pengelolaan sampah , parkir dan lain sebagainya dan otomatis segala sesuatunya serba baru, untuk itu kita nunggu regulasi.
Kalau seperti gate ( satu pintu ) bagaimana menyikapi itu semua, nanti kita sampaikan kepada pimpinan bahwa seyogyanya saran kami nanti ada simulasi sebelum masuk semua bertugas sesuai tupoksinya bagaimana mensimulasikan sebelum pedagang masuk.
Tahapan demi tahapan, pasti butuh waktu, karena penanganan masing-masing pedagang pasti beda. Oleh karena itu mohon doa restunya karena pasar ini sudah jadi yang jelas tahap berikutnya adalah bagaimana untuk menyiapkan operasionalnya. Karena operasionalnya beda dengan sebelumnya yang cukup besar.
Berikutnya yang paling penting adalah pasar ini sudah begitu baik berati pengelola dan pedagang harus mulai menata menyikapi semua itu “, jelasnya.
Untuk pemindahan 3306 pedagang pedagang akan dilakukan secara bertahap.
” 1696 pedagang yang memiliki SK dan 934 los terlebih dahulu akan menempati kios dalam pasar induk, kemudian pemindahan 1.097 pedagang pasar pagi, nantinya untuk pedagang pasar pagi untuk waktu berjualan hanya sampai jam 07.00 WIb saja “, tegasnya.
Eko Suhartono menambahkan untuk kuliner semuanya berada dilantai tiga, untuk kering dilantai dua dan untuk basah dilantai tiga. Dan ini butuh proses oleh karena itu bahwa kontek untuk memasukan pedagang itu butuh waktu dan proses.
” Khusus yang PKL 197 pedagang, itu kami juga akan mengatur, namun biar ini masuk dulu mungkin butuh waktu 1 atau 2 bulan setelah sudah siap.
Kita juga mengatur jam operasional dan untuk proses pengelolaan pasar ini managemennya tertata dengan baik.
Bisa kita lihat sekarang, di pasar sayur d pada malamnya sudah ramai, dulu tidak ramai sekarang ramai karena apapun yang terjadi antara pasar sayur dan pasar induk ini adalah satu kesatuan yang harus ditata bareng oleh karena itu tidak mudah untuk menata itu, perlu SDM.
Untuk relokasi pedagang yang ada di stadion biar masuk dulu, kalau dulu yang keluar kan PKL dulu sekarang kita balik yang ber SK dulu dan untuk PKL di atur di belakang.
Ada dua konsep yang bagus karena ini potensinya luar biasa sehingga butuh pemikiran yang luar biasa untuk mengelola ini.
Seperti dalam proses pembangunan untuk listriknya saja PT Sasmito mengeluarkan biaya sekitar 30 jutaan makanya bagaimana kita memanag. Sebagai contoh terkait lampu saja ada tiga macam ada yang terang, sedang dan kecil. Sehingga apabila bisa memanage itu untuk menghemat.
Untuk pengelolaan kalau masih ditangani oleh UPT maka UPT bisa ditingkatkan. Seperti ada koordinator pasar sayur sendiri, pasar basah siapa, pasar kering siapa, pasar kuliner siapa maupun pasar pagi. Sehingga dalam kontek penangananya lebih profesional.
Kalau pun diarahkan lebih meningkat lagi bisa BLUD karena kalau BLUD beda dengan Perumda maka dari itu butuh kajian secara khusus tidak serta merta pada hari ini kita mengarah kesana.
Dengan harapan dalam menentukan kontek memanagerial menata pengelolaan pasar itu bisa tertata dengan baik.
Untuk sementara pengelolaan pasar masih UPT dulu karena kalau UPT disamping regulasinya sudah ada sehingga sambil jalan nanti bisa kita lihat kalau memungkinkan karena saat ini prosesnya penyerahan fisik tidak bisa serta merta sekarang. {Ags}