Kelompok tani Tirto Lestari bersama Perpag adakan diskusi pemantapan Visi dan Misi dalam mempertahankan dan menjaga kelestarian lahan Kars.
{mediademokrasi.com} Gombong | Keberanian itu harus di didik, berangkat dari berani memimpin rapat dalam forum Rembug Petani hutan, Meski masih terbata-bata, koordinator kelompok tani Tirto Lestari sudah mulai ada keberanian memimpin rapat, bertempat di kediaman Samtilar Kepala Desa Sikayu Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen Jum’at malam 26/05/2023.
Persatuan Masyarakat Penjaga Kars Gombong (Perpag). Dengan mengundang Kaum Petani penggarap hutan dan gunung, berdikusi untuk menjelaskan tentang pentingnya hutan di gunung Kars yang harus tetap terjaga lestari dan harus tetap ditanami tumbuhan oleh para petani lokal demi tetap menjaga kelestarianya, meski di atas lahan Hak Guna Bangunan (HGB) Pabrik semen.
Demi menyelamatkan batu KARS dari ancaman kerusakan akibat Explorasi tambang yang akan di lakukan oleh pabrik semen.
“Kaum tani harus melawan tambang pabrik semen”. Begitu kalimat yg terucap dari Pak Soriman.
Salah satu petani yang sangat peduli terhadap kelestarian lahan yang ada di wilayahnya semua demi menjaga agar Masyarakat di desanya tidak sampai mengalami dampak yang tidak di inginkan akibat Explorasi lahan Kars.
Samsu Ilyasa selaku salah satu tokoh Pergerakan Kaum Tani militan.
Menyampaikan Salut dan Hormat kepada seluruh elemen Mayarakat kaum petani yang ada di sekitaran wilayah lahan Kars desa Sikayu, Gombong, Kebumen.
khususnya kepada kelompok tani Tirto Lesatari (Air yang Lestari) dan Perpag.
“Kars adalah jenis batu kapur yang dapat menyerap air di kawasan desa sekayu yang merupakan bentang kawasan Kars yang harus di lindungi, sebab jika kawasan Kars yang berbetuk gunung di bongkar dan di tambang untuk bahan baku semen, maka warga sikayu yang tinggal bermukim di kawasan sekitar gunung Kars akan kehilangan sumber mata air sebagai sumber kehidupan”. Jelas Samsu.
“Hormat ku utk kawan-kawan petani hutan Kars yg berlawan dan terus penuh semangat dalam satu barisan pergerakan Penolakan”.
Ungkap Samsu.
Samsu Ilyasa yang juga merupakan Aktivis Buruh di salah satu Serikat Buruh terbesar di Indonesia yaitu KSBSI. Tentunya sudah sangat banyak memiliki jam terbang dalam hal mengkoordinir Massa, apalagi yang bersifat Pergerakan, Penolakan dan juga Perlawanan.
Terhadap tindakan-tindakan kesewenangan yang di lakukan oleh siapapun kepada kaum yang lemah dan tidak jarang dirinya mengalami banyak intimidasi dan ancaman kekerasnan dari para oknum piaraan para Kaum Kapitalis yang serakah, arogansi dan semena-mena.
“Terus belajar dan belajar, bangun dan tularkan kesadaran Kaum Buruh untuk melawan, demi membela kedaulatan hak hidup layak dan marwah para kaum tani, sebagai urat nadi kehidupan di muka bumi.
Meskipun dalam lingkup yang kecil namun harus tetap kompak bersatu merapatkan barisan dan tetap melawan utk menjadi besar dan di Perhitungkan.
SELAMAT KAN KAWASAN KARS..!!!
CABUT HGB PABRIK SEMEN…!!!
MENANAM ADALAH MELAWAN…!!!
Seperti dalam cuplikan puisi almarhum kawanku Bung Widji Thukul.
“Anak ku,,
Jika suatu saat kau mendengar
Genderang di tengah ladang..
Di sanalah,,
Ayah mu mengangkat pedang”. Pungkas Samsu Ilyas.
Kelestrian lahan Kars sudah seharusnya menjadi perhatian khusus oleh Pemerintah baik pusat maupun Pemerintah daerah, Karena ada ribuan nyawa yang juga merupakan Rakyat yang notabene Wajib bagi Pemerintah untuk Mengayomi, Melimdungi dan Mensejahterkan.
{Ags}